POTRETNEWS.ID, GORONTALO – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Rakyat Gorontalo Peduli Lingkungan (APGPL) menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Polda Gorontalo, Rabu siang, 4 Juni 2025.
Mereka menuntut ketegasan aparat dalam menindak aktivitas tambang emas ilegal (PETI) di Kabupaten Pohuwato dan Boalemo yang dinilai kian marak dan tak terkendali.
Dalam orasinya, para demonstran menyuarakan tiga tuntutan utama yang ditujukan langsung kepada pihak Polda Gorontalo.
Adapun tiga tuntutan yang mereka sampaikan yaitu: Pertama, APGPL mendesak Polda mengusut tuntas operasi tambang ilegal yang melibatkan alat berat dan menelusuri siapa saja yang terlibat di balik aktivitas tersebut. Mereka menyoroti keterlibatan seorang figur bernama Albert yang disebut aktif masuk ke wilayah PETI.
Kedua, mereka meminta agar penegakan hukum dilakukan secara adil, tanpa tebang pilih. Penertiban alat berat, kata mereka, tidak boleh hanya menyasar kelompok tertentu saja.
Ketiga, mereka mendorong Kapolda melalui Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) untuk menyelidiki dugaan keterlibatan oknum yang menjadi beking kelompok bernama “Tim Joker”—jaringan yang mereka tuding sebagai mafia tambang di Pohuwato dan Boalemo.
Tudingan Terbuka ke Pejabat Polda
Dalam orasi yang disampaikan secara lantang namun tetap tertib, muncul nama-nama pejabat tinggi yang diseret ke dalam pusaran isu tambang ilegal. Salah satu orator, Kevin Lapendos, secara terbuka menyebut nama Kombes Ahmad sebagai sosok yang patut dimintai klarifikasi atas dugaan keterlibatan dalam jaringan PETI di Pohuwato.
“Ada nama Kombes Ahmad, kami minta klarifikasi dari pihak Polda Gorontalo. Bahwa otak dan dalang dari permainan di PETI Pohuwato adalah beliau, jangan sampai dugaan ini benar-benar terjadi,” kata Kevin.
Kevin juga menyebut bahwa Kombes Ahmad memiliki pengaruh yang cukup kuat hingga diduga mampu mengendalikan arah sikap Kapolda Gorontalo.
“Jadi kami minta ke Polda Gorontalo untuk segera menindak, mencari tahu, dan menyelidiki apakah benar di atas Kombes Rudi ada Kombes Ahmad,” lanjut Kevin.
Langkah ke Mabes Polri
Tak berhenti di Gorontalo, massa aksi juga menyiapkan langkah lanjutan ke pusat. Juru bicara aksi, Arya Sahrain, menyebut pihaknya telah mengutus tim ke Mabes Polri guna melaporkan maraknya tambang ilegal dan dugaan keterlibatan oknum Polda.
“Jadi selain di Polda, tim kami saat ini sudah menuju ke Mabes untuk melaporkan maraknya pelaku PETI di Pohuwato sekaligus adanya oknum-oknum pejabat Polda yang diduga membekingi aktivitas tersebut,” ujar Arya kepada wartawan.
Saat ditanya alasan membawa laporan hingga ke Jakarta, Arya menegaskan bahwa kepercayaan publik terhadap Polda Gorontalo telah pudar.
“Dengan bukti yang ada maka kami yakin 100 persen Mabes akan menindaklanjutinya. Sementara di Polda hanya 20 persen, sementara 80 persen pihak Polda tidak akan menindaklanjutinya,” tandas Arya. (*)